Melihat keindahan Nusa Tenggara Timur sebenarnya tak hanya pantai atau Pulau Komodo, ada satu pemandangan yang luar biasa uniknya yaitu pemandangan luas sawah yang berbentuk jaring laba-laba atau yang biasa dikenal dengan Spider Field. Namun sebenarnya keindahan dari pemandangan unik ini adalah Lodok yaitu sistem pembagian lahan sawah tradisional khas Nusa Tenggara Timur.
Terbentuknya sawah hingga menyerupai jaring laba-laba ini setelah melalui proses pembagian oleh ketua adat dari satu titik pusat di tengah area sawah ke arah luar. Yang mana dalam proses pembagian ini sangatlah adil kepada setiap keluarga yang ada di Desa Cancar, Kota Ruteng, Nusa Tenggara Timur ini. Hingga lama-kelamaan sawah pembagian ini dengan uniknya membentuk seperti jaring laba-laba yang menarik mata jika dilihat dari ketinggian.
Pemandangan unik ini dapat dicapai dari Kota Ruteng dengan menggunakan ojek sepeda motor dengan tarif Rp. 50 ribu dengan lama perjalanan sekitar satu jam saja. Kemudian setelah menemukan Pasar Cancar akan menyusuri jalan masuk yang panjang untuk menuju ke lokasi tersebut, yaitu sekitar 3 km. Hingga sampai pada jalan akhir yang kecil dengan tanjakan cukup terjal dan sempit hingga hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki saja.
Namun sepanjang perjalanan menanjak tersebut akan sedikit terhibur dengan adanya banyak anak-anak kecil asli dari Desa Cancar, Kota Ruteng yang akan menemani dengan bercerita tentang asal muasal Spider Field tersebut. Kadang mereka juga akan bertanya tentang asal dari mana para wisatawan berasal hingga ada juga yang sudah fasih berbahasa Inggris.
Dan memang yang tertarik melihat Spider Field ala Ruteng ini adalah para wisatawan dari mancanegara karena memang sekilas terlihat seperti Crop Circle yang sering menghebohkan negara mereka karena dipercaya bahwa makhluk luar angkasa yang telah membuatnya. Namun keunikan Lodok atau Spider Field di Desa Cancar, Kota Ruteng, Nusa Tenggara Timur ini membuat heran para wisatawan mancanegara karena merupakan asli buatan tangan penduduk negeri Indonesia.