/Assoy!! Sepoii Angin Di Benteng Keraton Woli

Assoy!! Sepoii Angin Di Benteng Keraton Woli

image

Bila dahulu Pulau Buton di Sulawesi Tenggara terkenal dengan hasil bumi aspalnya. Kini pulau yang terletak di kawasan timur jazirah tenggara pulau Sulawesi ini mulai dilirik para wisatawan yang ingin melihat peninggalan sejarah yang masih terpelihara dengan baiknya.

Peninggalan sejarah itu adalah Benteng Keraton Woli yang terletak di atas perbuktian tertinggi pulau Buton. Sehingga sejauh mata memandang sambil menikmati hembusan sepoi angin dari atas benteng ini akan terlihat jelas seluruh wilayah daratan dan lautan yang ada disekitar Teluk Bau-Bau.

Dengan panjang keliling benteng yang hampir mencapai 3 kilometer dengan tinggi rata-rata 4 meter dan lebar 2 meter, benteng ini pada tahun 2006 pernah masuk tercatat dalam Guiness of Record dan rekor MURI Sebagai benteng Terluas di dunia. Hingga kebanggaan tersendiri bagi para penduduk Buton yang telah menjaga kelestarian benteng ini.

image

Padahal menurut sejarahnya, benteng ini dibangun atas susunan batu gunung bercampur kapur dengan bahan perekat dari putih telur dan agar-agar yang sejenis rumput laut. Yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton VI yang bernama Gafurul Wadudu di tahun 1632-1645.

Desain dan letak dari benteng yang cukup strategis memperlihatkan akan kecerdasan budaya yang dimiliki. Bentuknya yang tak lekang oleh waktu masih kokoh berdiri dengan berbentuk huruf dhal dalam alpabet Arab yang diambil dari huruf terakhir nama Nabi Muhammad SAW.

Disekeliling benteng juga masih terdapat beberapa bangunan kerajaan Buton yang dapat dilihat. Antara lain; makam para Sultan, Masjid kuno, beberapa bangunan Kerajaan atau Kesultanan dan prasasti. Hingga ada Masjid Kuno yang lengkap dengan tiang bendera dari kayu Jati atau yang disebut, Kasulana Tombi yang setinggi 21 m dengan diameter antara 25 sampai dengan 70 cm yang didirikan tepatnya pada tahun 1712 M, oleh Sultan Nur Alam dan sudah berumur kurang lebih 300 tahun. Tiang bendera tersebut digunakan untuk mengibarkan Tombi atau bendera dari kerajaan Buton yang disebut Longa- Longa.

Kelestarian dari Benteng Keraton Wolio juga terlihat dari berdiri kokohnya 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga atau bastion, yang mana tiap pintu gerbang atau lawa dan bastion dikawal empat sampai enam meriam hingga mengelilingi perkampungan adat asli Buton yang berupa rumah-rumah tua namun tetap terpelihara hingga saat ini.

Dan belum lama ini para arkeolog Indonesia menegaskan bahwa besar kemungkinan benteng Benteng Keraton Kesultanan Buton ini merupakan benteng keraton terkuat dan terasli di nusantara. Yang mungkin dikarenakan kabar ini pula membuat para wisatawan mulai datang berkunjung menikmati wisata sejarah ini sambil mendengarkan penjelasan dari banyak penduduk sekitar benteng yang masih sering mengunakan lokasi benteng untuk berbagai macam acara budaya ataupun rukun warga.